1. I. Judul Penelitian
“
Hubungan Pelayanan Guru Bimbingan Dan Konseling Dengan Kedisiplinan
Belajar Siswa “
1. 1. Latar Belakang
.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa
depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara
optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam
aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap
perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya
di mana dia hidup. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang sangat kompleks.
Karena sifatnya yang kompleks itu, maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan
dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi, sosiologi
dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya.
Pendidikan
mempunyai banyak bentuk. Salah satu bentuk lembaga pendidikan yang formal
adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang
didalamnya terdapat aturan-aturan yang mana harus ditaati oleh seluruh komponen
sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang mendapatkan
pendidikan, pengajaran serta ketrampilan hidup dalam berhubungan dengan orang
lain. Menurut Prayitno (1999, 25) pengembangan manusia seutuhnya hendaknya
mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, dengan kemampuan sosial yang
menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam.
Dimana pengembangan manusia seutuhnya tersebut bisa didapatkan dalam proses
pendidikan seperti di sekolah. Namun, dalam proses pendidikan juga banyak
dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang
menyangkut dimensi kemanusiaan mereka. Lebih lanjut Prayitno mengemukakan
bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak
dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut
juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang
disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah.
Realita
dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMPN 1 Pakisaji
menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya yang
berasal dari dalam diri karena ketidakdisiplinan mereka dalam mengatur waktu
belajarnya. Ketidakdisiplinan ini terlihat dari kegiatan belajar siswa yang
dipadukan dengan aktifitas sehari-hari (bermain).Hal ini berakibat timbulnya
permasalahan belajar bagi siswa.
Dalam hal
ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku
siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai
dengan apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Jika pengaturan
waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan
dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan
kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dipadukan aktifitas lain
dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah pelayanan guru bimbingan dan konseling
diperlukan untuk mendampingi mereka. Oleh karena itu, peran kita sebagai guru
BK menghadapi siswa yang seperti itu adalah mengarahkan agar siswa mempunyai
kelompok belajar sendiri di rumah, berkolaborasi dengan orang tua siswa yang
bersangkutan untuk memantau dan memotivasi belajar anak agar mereka bisa
disiplin dalam belajar. Pelayanan guru bimbingan dan konseling hendaknya
berjalan secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannnya
dan mengatasi permasalahannya termasuk membimbing para siswa untuk berperilaku
disiplin. Pelayanan guru bimbingan dan konseling merupakan peran yang dilakukan
oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi berbagai permasalahan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar. Permasalahan tersebut mencakup permasalahan
yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Manfaat
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling cukup
penting bagi seorang siswa untuk mengatasi berbagai permasalahan termasuk dalam
mengatasi permasalahan pribadi siswa.
Berpijak
pada paparan di atas, maka diasumsikan bahwa apabila siswa dapat mengatur waktu
belajarnya dengan baik dan pelayanan guru Bimbingan Konseling dapat berjalan
secara efektif maka mereka akan dapat berdisiplin dalam belajar dan mendapatkan
hasil belajar sesuai dengan yang mereka butuhkan dan yang mereka harapkan.
Kenyataan asumsi tersebut dapat terjadi di setiap sekolah, seperti halnya di
SMPN 1 Pakisaji, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji.
1. 1. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan
permasalahan yang ada sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, maka
permasalahan yang akan diungkapkan melalui penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu belajar
yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan
2. Dengan adanya pengaturan waktu yang baik serta
pelayanan guru Bimbingan dan konseling secara efektif, siswa akan dapat
berdisiplin dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar sesuai dengan yang
mereka butuhkan dan yang mereka harapkan
3. Hubungan antara pelayanan guru Bimbingan Konseling
dengan kedisiplinan siswa dalam Belajar
1. 2. Pembatasan Masalah
Untuk
menghindari kesalah pahaman, maka penulis memberikan batasan untuk penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode angket
2. Peneliti membatasi masalah, pada kedisiplinan siswa
dalam belajar dengan aktifitas lain yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
3. Pembahasan hanya sebatas kedisiplinan siswa dan
pelayanan guru BK untuk siswa SMP.
1. 3. Rumusan Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara pelayanan guru bimbingan dan
konseling dengan kedisiplinan belajar siswa?
2. Sejauh mana hubungan pelayanan guru bimbingan
dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa terjadi?
1. 4. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut :
1. a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelayanan
guru bimbingan dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa.
2. b. Untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar siswa SMPN
1 Pakisaji
3. c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara pelayanan
guru bimbingan dan konseling dengan kedisiplinan belajar siswa itu terjadi.
1. Manfaat Penelitian
Dari
hasil penelitian yang kami lakukan maka manfaat penelitian tersebut adalah,
sebagai berikut:
a.
Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan
terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar
anak.
b.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai upaya yang
strategis dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.
1. II. Landasan Teori (
Kajian Pustaka )
2. a. Diskripsi Teori
3. Kedisiplinan Belajar Siswa di Sekolah
Masalah
disiplin berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus ditaati.
Disiplin bukan hanya mempunyai arti taat atau patuh pada peraturan atau
ketentuan yang datang dari orang lain, lembaga atau pemerintah, namun
aturan-aturan tersebut juga datang dari diri sendiri yang merupakan kesadaran,
kerelaan untuk melaksanakan rencana kegiatan yang telah direncanakan. Seorang
yang disiplin berarti tingkah laku dan keputusannya dilakukan dengan sadar dan
rela, sesuatu yang memungkinkan dapat menjadikan dirinya sebagai orang yang
taat pada peraturan yang berlaku. Sukardi (2003: 102) menjelaskan disiplin
diartikan sebagai suatu rentetan kegiatan atau latihan yang berencana yang
dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
Mulyono
(1993: 1) menjelaskan bahwa dalam surat edaran yang berkaitan dengan gerakan
disiplin nasional mengartikan disiplin adalah sikap hidup dan perilaku yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar.
Disiplin
belajar dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah suatu rentetan
kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan sikap hidup yang
mencerminkan tanggung jawab terhadap kehidupan tanpa paksaan dari luar dalam
rangka untuk mencapai tujuan. Jadi disiplin belajar merupakan suatu sikap
mental yang mengandung kerelaan tanpa paksaan untuk melakukan rentetan kegiatan
dalam rangka menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai siswa, sebagai
individu yang belajar dalam rangka mencapai tujuan.
Konsep
disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan
bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin
artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau
norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak
(orang) yang melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849). Dengan demikian
disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata
tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari
pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan)
siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di
sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa
dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Sedangkan Bentuk-bentuk dari kedisiplinan belajar ini dapat dilihat
dari kegiatan belajar di sekolah, belajar mengisi waktu luang, dan belajar
melaksanakan tugas sekolah. Tekun dan dinamis mengikuti ke seluruh program
belajar di sekolah, tertib catatan dan tertib mencatat, dan tidak suka membolos
atau tidak masuk tanpa ijin atau meninggalkan sebagian jam pelajaran,
memanfaatkan waktu luang untuk diskusi atau belajar di perpustakaan sekolah,
dan melaksanakan tugas ekstrakurikuler, belajar sesuai program yang disusun,
dan belajar sesuai waktu secara teratur.Semua aktifitas siswa yang dilihat
kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga
dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
1. Pelayanan Guru Bimbingan dan Konseling
Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan
yang tugas dan ruang lingkupnya cukup penting dalam mendukung keberhasilan
pendidikan. Lebih jauh, mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja,
dan pemuda sebagian besar berada di luar sekolah, dan lagi pula bahwa
permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat disekolah, maka
pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang lebih
luas di luar sekolah.
Prayitno
(1999, 30) menyatakan bahwa keberadaan pelayanan bimbingan dan penyuluhan
berperan untuk :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan;
2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
Dalam
Penjelasan PP Nomor 29 Tahun 1990 menyebutkan bahwa :
1. Bimbingan dalam rangka menemukan siswa dimaksudkan
untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.
2. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan
untuk membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, ekonomi,
budaya, serta alam yang ada.
3. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan
mempersiapkan diri untuk langkah yang dipilihnya setelah tamat belajar pada
sekolah menengah serta kariernya di masa depan.
Bimbingan
dan konseling mempunyai tujuan umum untuk membantu individu untuk mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat, dan
nilai-nilai serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli. Salah
satu tujuan umum adanya pelayanan bimbingan dan koseling di sekolah adalah
untuk membantu siswa agar dapat mandiri dengan ciri mampu memahami dan menerima
diri sendiri dan lingkunganya, membuat keputusan dan rencana yang realistis,
mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta pada
akhirnya mewujudkan diri sendiri. Tujuan khusus bimbingan dan konseling
langsung terkait pada arah perkembangan klin dan masalah-masalah yang dihadapi.
Tujuan-tujuan khusus Bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan
umum yang dikaitkan dengan permasalahan konseli baik yang menyangkut
perkembangan maupun kehidupannya.
Sebagai
guru BK kita mempunyai peran yang sangat penting dalam membimbing siswa
yang mempunyai permasalahan dalam belajar, seperti halnya kedisiplinan belajar.
Dalam permasalahan kedisiplinan belajar sebagai seorang guru BK kita harus
tanggap dengan adanya permasalahan tersebut dan bisa mengidentifikasi adanya
masalah dan penyebab dari masalah tersebut dan apa yang akan dilakukan atau
diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah dengan kedisplinan dalam belajar.
1. b. Kerangka Berfikir
Berdasarkan
hasil studi pendahuluan sebagaimana yang diuraikan pada latar belakang masalah
dan rumusan masalah tersebut, serta memperhatikan teori dan konsep yang
mendukung, maka dapat diungkapkan kerangka berfikir penelitian yang
menggambarkan hubungan antara variable bebas (pelayanan bimbingan dan
konseling) dan variable tergantung (kedisiplinan belajar siswa) sebagai
berikut:
Kedisiplinan
belajar siswa (tidak bisa mengatur waktu dalam belajar)(Y)
|
|
Pelayanan
guru Bimbingan dan Konseling (x)
|
|
1. c. Hipotesis
Berdasarkan
rumusan masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
H0= tidak
ada hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan kedisiplinan belajar
siswa KLS 1 SMPN PAKISAJI
Ha= ada
hubungan antara pelayanan bimbingan Konseling dengan kedisiplinan belajar siswa
KLS 1 SMPN PAKISAJI
III . Metode Penelitian
1.Pendekatan
Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian yang
bersifat kuantitatif, karena hasil data dari angket yang diperlukan untuk
mengungkap masalah dalam bentuk skor angka data kuantitatif yang selanjutnya
diolah dan diuji dengan teknik analisis statistika.
1.Tempat
dan Waktu Penelitian
a.Tempat
Penelitian
Pemilihan
dan penetapan lokasi penelitian ini adalah di SMPN 1 Pakisaji. Adapun pemilihan
lokasi tersebut dengan alasan sebagai berikut:
1) Adanya
relevansi masalah yang akan diteliti di sekolah tersebut.
2) Lokasi
relatif dekat dengan domosili peneliti, sehingga mudah dijangkau dan bisa lebih
efisien (waktu dan biaya).
b. Waktu
Penelitian
Waktu
penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan mulai bulan
desember 2011 sampai bulan januari 2012 di SMPN 1 Pakisaji.
c.
Populasi Dan Sampel
a.
Populasi
Margono
(2000: 121) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh individu yang menjadi perhatian
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Warsito (1992: 49)
menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, perusahaan,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
Berdasarkan
kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa yang dijadikan sebagai sumber
data dalam penelitian.
Adapun
populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 150 orang. Secara rinci
populasi dikemukan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1
Keadaan
Populasi Penelitian Tahun Pelajaran 2011/2012
Kelas
|
Siswa
|
Jumlah
|
VII
|
Putra
|
Putri
|
|
A
|
18
|
20
|
38
|
B
|
15
|
21
|
36
|
C
|
16
|
22
|
38
|
D
|
15
|
23
|
38
|
Jumlah
|
64
|
86
|
150
|
b. Sampel
Penelitian
Arikunto
(1998: 120) menjelaskan pengertian sampel penelitian ini adalah sebagian atau
wakil dari keseluruhan (jumlah) yang akan diteliti .
Warsito
(1992: 51) menjelaskan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber
data sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya sebagian populasi yang mewakili
seluruh populasi.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah sebagian dari jumlah keseluruhan siswa yang dijadikan
sebagai sumber data dalam penelitian. Berpijak pada pendapat di atas, maka
sampel penelitian ini diambil 20% dari populasi yang ada yaitu sebanyak
30 siswa, hal ini dilakukan karena jumlah populasi dianggap terlalu
banyak, dan pemilihannya dilakukan secara acak. Adapun alasan menggunakan kelas
VII karena akan dipersiapkan untuk menghadapi ujian semester.
Sampel
Penelitian
Tabel 2
Kelas
|
Populasi
|
Sampel
20%
|
Jumlah
|
VII
|
Putra
|
Putri
|
Putra
|
Putri
|
Sampel
|
A
|
18
|
20
|
4
|
4
|
8
|
B
|
15
|
21
|
3
|
4
|
7
|
C
|
16
|
22
|
3
|
4
|
7
|
D
|
15
|
23
|
3
|
5
|
8
|
JUMLAH
|
64
|
86
|
13
|
17
|
30
|
C. Teknik
Sampling
Dari
hasil yang diketahui dari data tersebut maka, teknik yang digunakan dalam
penentuan sampel siswa kelas VII adalah menggunakan Random Sampling. Hal ini
karena penelitian dilakukan dengan memilih siswa secara acak.
D. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa
teknik dalam pengumpulan data penelitian ini dilakukan sebagai
berikut :
1) Teknik
Angket. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan teknik angket
untuk data variabel tentang pelayanan guru BK dengan kedisiplin belajar
siswa.
Langkah
yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui angket dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a)
Mempersiapkan kisi-kisi dan indikator angket
b)
Membuat pertanyaan sesuai dengan indikator angket yang telah ditentukan, dan
selanjutnya dikonsultasikan pada Dosen Pembimbing
c)
Melakukan try out angket dan menganalisis hasil try out
d)
Menyebarkan angket pada siswa untuk penelitian
e)
Melakukan analisis hasil penelitian
2)
Dokumentasi.
Teknik
studi dokumen, terutama untuk keperluan data tentang keadaan siswa, guru dan
berbagai dokumen sekolah yang relevan dengan keperluan pengumpulan data
penelitian ini.
Langkah
yang dilakukan dalam pengumpulan data melalui teknik studi dokumentasi dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan keadaan
siswa seperti data pribadi, dan data tentang kegiatan siswa.
3) Teknik
Observasi.
Teknik
ini dilakukan untuk mengamati berbagai keadaan siswa. Langkah dalam pengumpulan
data melalui teknik observasi adalah mengamati menggunakan lembar observasi
tentang semua aktivitas siswa selama pelaksanaan penelitian yaitu saat
melakukan pembelajaran.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian
ini untuk mengungkap tentang hubungan pelayanan guru Bimbingan Konseling dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VII SMPN 1 Pakisaji tahun pelajaran 2011/2012.
Adapun teknik analisis data korelasi product moment dengan menggunakan
program SPSS versi 15 (Santoso, 2006: 269). yaitu dengan Product Moment :
rXY
=
rXY
= Koefisien Korelasi X dan Y
= Produk
dari X dan Y
= Kuadrat
dari Variabel X
= Kuadrat
dari Variabel Y
N
= Jumlah Responden
E. Kepustakaan
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Mahmud, Dimyati. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Surini. 2010.Hubungan Motivasi Belajar Dengan
Disiplin Belajar Siswa .Semarang : Proposal Skripsi
Margono. 2000. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta