MATERI AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT.
Agar kita terhindar
dari sifat tercela yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT., maka kita harus
mempelajari dan memahami tentang sifat-sifat tercela tersebut. Dan diantara
sifat-sifat tercela tersebut diantaranya :
A. RIYA’
1. Pengertian Riya’
Sifat riya’ ialah
salah satu sifat tercela sangat merugikan bagi yang memilikinya.Karena dapat
menghapus pahala amal, atas perbuatan amal baik yang sudah dilakukan.Riya’
menurut bahasa artinya memperlihatkan/memamerkan.Sedang menurut istilah riya’
artinya suka memperlihatkan diri dalam berbagai perbuatan baik/amal ibadah
.Selain sifat riya’ ada sifat tercela yang hampir sama dengan riya’.Yaitu sifat
sum’ah.Sum’ah menurut bahasa berarti memperdengarkan.Dan menurut istilah sum’ah
berarti suka memperdengarkan amal ibadah kepada Allah SWT,dengan harapan
mendapatkan pujian dari oranglain.
Rosulullah
SAW,bersabda “orang-orang yang sudah berbuat riya’ dan sum’ah disebut
munafik.”(HR.MUSLIM)
2. Macam-macam
riya’ & contohnya
§
Riya’ dalam agama dengan badan. Contohnya yaitu seseorang yang
memperlihatkan kekurusan agar dikira orang yang rajin dalam beribadah.
§
Riya’ dalam tingkah laku.Contohnya yaitu orang yang menunduk
dalam berjalan, memperlihatkan bekas sujud didahi,tenang serta kalem dalam
gerakan.
§
Riya’ dalam ucapan.Contohnya seseorang yang menunjukkan
kefasihannya dalammembaca AL-Qur’an , menggerakkan bibir saat berdzikir didepan
umum.
§
Riya’ dengan amal.Contohnya ialah seseorang yang menyantuni anak
yatim dihadapan orang banyak, agar dinilai sebagai orang yang dermawan.
3. Larangan Berbuat
Riya’
Riya’ merupakan
salah satu sifat tercela yang dilarang dalm agama Islam. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah: 264.
dan dalam Q.S. Al-Munafiqun : 1-3.
70. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak
menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir
Ayat tersebut
secara jelas telah melarang kita untuk berbuat riya’.
4. Akibat Buruk
dari Sifat Riya’
§
Mendapat dosa besar,karena riya’ termasuk syirik
§
Menghapus pahala amal kebaikan.
5. Cara Menghindari
Sifat Riya’
§
Berusaha mengendalikan diri agar tidak merasa bangga saat
berbuat baik didepan orang lain.
§
Selau melatih diri untuk beramal.
§
Berusaha menahan diri agar tidak merasa kecewa.
§
T idak suka memuji kebaikan orang lain.
§
melatih diri untuk bersedekah.
B. NIFAK.
1. Pengertian Nifak
Nifak secara bahasa
berarti berpura-pura.”lubang tikus dipadang pasir yang susah ditebak
tebusannya”.
Sedangkan menurut
istilah nifak artinya sikap yang tidak menentukan, yakni tak sesuai antara
ucapan dengan perbuatan.Sebagaimana firman Allah SWT,dalam Surah Al-Baqarah :
14.
14. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman,
mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali
kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.
2.
Ciri-ciri/bentuk-bentuk sifat nifak
§
Mengaku beriman,tetapi hatinya tetap dalam kekafiran. Hal ini
tercantum dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah: 8
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman
kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman.
1. Apabila orang-orang munafik datang
kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu
benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang
munafik itu benar-benar orang pendusta.
2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu
mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang telah mereka kerjakan.
3. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka
telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati;
karena itu mereka tidak dapat mengerti.
§
Jika berbicara suka berdusta,jika berjanji mengingkari,dan jika
dipercaya,menghianati.
§
Jika bertengkar suaranya melewati batas.
§
Pandai bersilat lidah.
§
Bermuka dua dan suka mengobral janji.
§
Seseorang yang mengetahui bahwa ia beriman,tapi tidak pernah
shalat.
§
Seoerang pelajar yang diberi uang untuk membayar SPP,tapi tidak
dibayarkan.
§
Seorang pemimpin yang berjanji, tapi mengingkarinya.
3. Larangan
Bersifat Nifak
Nifak merupakan
sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT. tercantum dalam Q.S. Al-Ahzab : 70
4. Akibat
Buruk/Kerugian dari Sifat Nifak.
a. Bagi diri
sendiri:
§
Tercela dalam pandangan Allah SWT.
§
Tidak dipercaya oleh orang lain.
§
Tidak disenangi dalam pergaulan.
§
Mempersempit jalan untuk memperoleh rizki.
§
Selalu diliputi perasaan ragu.
§
Mendapat siksa kelak dihari akhir.
b. Bagi orang lain:
§
Dapat menimbulkan fitnah.
§
Mencemarkan nama baik keluarga.
§
Dapat menimbulkan kekecewaan hati.
5. Menghindari
Sifat Nifak.
§
Menyadari bahwa nifak merupakan sifat tercela.
§
Menyadari bahwa nifak dapat merugikan diri sendiri.
§
M enyadari bahwa nifak tidak sesuai dengan hati.
§
Meyakini bahwa kejujuran dapat menentramkan hati.
RIYA
Riya adalah sifat suka menampilkan diri dalam beramal, agar amal
tersebut dilihat orang dengan maksud ingin mendapat simpati atau pujian. Sum’ah
adalah sifat suka menceritakan amal perbuatan agar didengar orang dengan maksud
ingin mendapat simpati atau pujian. Jadi, riya dan sum’ah merupakan sifat tercela,
kebalikan dari ikhlas.
Muhammad Al-Barkawi, seorang ahli tasawuf mengatakan, bahwa riya
adalah mencari manfaat duniawi dengan cara menampilkan ukhrawi (akhirat) serta
segala hal yang mencerminkan amal tersebut dan menampilakan itu sengaja
dilakukan supaya dilihat orang lain. Orang yang memiliki sifat riya kemungkinan
seorang abid (seorang yang suka ibadah), namun tujuan ibadahnya bukan untuk
mencari ridho Allah, tetapi untuk memperoleh pujian dari orang lain.
Riya dan sum’ah adakalanya timbul karena ingin mendapat pujian,
misalnya sering mengikuti shalat berjama’ah agar dinilai sebagai orang yang
shaleh. Adakalanya pula timbul karena kekhawatiran akan mendapat celaan dari
orang lain. Misalnya, membayar zakat karena takut dibilang kikir atau pelit. Baik
karena ingin mendapat pujian atau karena kekhawatiran mendapat celaan, riya dan
sum’ah adalah sifat tercela.
Orang-orang yang riya dan sum’ah juga tergolong orang-orang yang
mendustakan agama sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Maa’uun ayat 1-7 :
|
Artinya :
“ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi
makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya. Dan
enggan (menolong dengan) barang berguna ”.
Alangkah meruginya orang-orang yang bersifat riya dan sum’ah,
karena mereka bersusah payah mengeluarkan tenaga, harta dan mengeluarkan waktu,
tetapi Allah tidak menerima sedikitpun amal ibadah mereka, bahkan azab yang
mereka terima sebagai balasannya. Firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 188:
Artinya :
“ Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa
orang-orang yang gembira dengan apa yang Telah mereka kerjakan dan mereka suka
supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu
menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih ”.